[cs_content][cs_section parallax=”false” style=”margin: 0px;padding: 45px 0px;”][cs_row inner_container=”true” marginless_columns=”false” style=”margin: 0px auto;padding: 0px;”][cs_column fade=”false” fade_animation=”in” fade_animation_offset=”45px” fade_duration=”750″ type=”1/1″ style=”padding: 0px;”][x_custom_headline level=”h2″ looks_like=”h3″ accent=”false” class=”cs-ta-center”]Sedulur Banyu[/x_custom_headline][x_map no_container=”true”][/x_map][cs_text]Kaki Gunung Merapi adalah salah satu kawasan penyangga ekologi bagi kehidupan semua mahluk di tengah Pulau Jawa. Kawasan ini memiliki banyak keanekaragaman hayati yang berfungsi bagi siklus rantai kehidupan. Manusia sebagai mahluk penguasa banyak melakukan tindakan yang mengubah situasi keadaan sekitarnya.

Paska Gunung Merapi meletus, selain tanggap darurat atas siklus alam yang kadang disebut bencana ini ternyata menimbulkan motif lain oleh manusia. Pertambangan Pasir di Kaki Merapi menjadi marak dan sudah terbiasa menjadi pemandangan di sekitar panorama alam Merapi. Deles yang dulu dikenal sebagai daerah tujuan wisata ‘Deles Indah’ sekarang di sekitarnya sudah berubah.

Radio Komuntas Lintas Merapi yang berada di Desa Deles, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten ini cukup dikenal perannya sebagai komunitas dalam perluasan pengetahuan terkait mitigasi bencana merapi dan lingkungan.

Bersama CreativeNet, Radio Lintas Merapi ini berkolaborasi memetakan ulang kondisi ekologi sosial dalam ruang hidup mereka di kawasan rawan bencana. Desa Deles yang dulunya dikenal sebagai kawasan wisata alam mulai surut dikunjungi. Tahun 2013 menurut catatan BPS hanya ada 4875 orang sebagai pengunjung pada objek wisata pemandangan alam di Kecamatan Kemalang.

Paska Erupsi Merapi justru yang meningkat adalah Tambang Pasir Galian C. Truk pasir hilir-mudik di Kecamatan Kemalang setiap hari. Menurut Kasi Penagihan DPPKAD, Harjanto Hery Wibowo yang tercatat resmi masuk ke Pemerintah Kabupaten ada 750juta pendapatan pertahun dari Tambang Pasir Galian C.

[/cs_text][envira-gallery id=”7515″][cs_text]Radio Komunitas Lintas Merapi yang berada di kawasan alam yang asri dan juga dekat areal tambang pasir akhirnya bereksperimentasi memperkuat kemandirian ekonomi Kawasan Wisata Deles untuk juga memperkuat hubungan mereka dengan alam.

Anak muda di Deles berlatih bersama membuat sablon kaos. Pelatihan yang sederhana ini dikerjakan komunitas dengan harapan menguatkan kembali perekonomian wisata dari Deles. Kaos ini ditargetkan menjadi ciri khas buah tangan bagi wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Merapi.

Radio Komunitas Lintas Merapi belajar mulai dari memperhatikan kehidupan di desanya, membongkar perspektif kepedulian anak muda dan bereksperimen membuat prototype yang akan diuji di ruang publik melalui workshop sablonase. Radio komunitas memakai pendekatan sablonase sebagai advokasi kreatif ke tengah publik. Apa yang mereka cemaskan, pikirkan dan lalu gambarkan dari ruang hidup di Lereng Merapi, kemudian disebarkan sebagai buah tangan untuk bisa dikenakan setiap orang.[/cs_text][envira-gallery id=”7430″][cs_text]Lantas apa yang mereka gambarkan dalam kaos yang diproduksi untuk dikenakan oleh orang-orang? Ternyata motivasi memperindah dan menjadikan wisata dalam banyangan warga Lereng Merapi, bukan wisata mewah seperti bangunan modern di tengah kota. Mereka sederhana menghadirkan buah tangan bagi orang yang melihat alam dan terlibat mempertahankannya.[/cs_text][envira-gallery id=”7442″][cs_text]Mereka juga memperluas kampanye mereka ke semua pihak. Sampai akhirnya mereka mengajak semua orang bersaudara untuk mempertahankan siklus alam yang baik. mereka menyebutnya ‘Sedulur Banyu’ atau Saudara Air.

Ada sebuah lomba yang mengajak semua orang sekitar sana untuk terlibat merekam gambar situasi kehidupan dan aktifitas di sekitar Merapi Klaten. Banyak sekali gambar oleh warga yang dikirimakan dan diplikasikan melalui sosial media. Gambar-gambar ini ternyata memeprlihatkan banyak benak warga soal apa yang sedang dijalankan di lereng merapi oleh manusia.

[/cs_text][envira-gallery id=”7456″][cs_text]Dan bersama kelompok Seniman dari Yogyakarta ‘Sego Gurih’ warga terlibat membagikan cerita dan akhirnya dipentaskan sebagai cerita tentang air ‘Ngunduh Banyu'[/cs_text][x_video_embed no_container=”false” type=”16:9″][/x_video_embed][cs_text]Ada cerita warga tentang kisah Sendang hari ini dan bagaiman riwayatnya dulu. Cerita ini dibuat dalam dokumenter suara oleh Radio Komunitas Lintas Merapi. Sendang sebagai sumber mata iar ternyata terancam punah oleh ulah manusia. Kita semua terlibat untuk menghilangkannya atau mempertahankannya.[/cs_text][x_recent_posts type=”post” count=”1″ offset=”” category=”suara dari deles” orientation=”horizontal” no_sticky=”true” no_image=”false” fade=”false”][/cs_column][/cs_row][/cs_section][/cs_content]