[cs_content][cs_section parallax=”false” style=”margin: 0px;padding: 45px 0px;”][cs_row inner_container=”true” marginless_columns=”false” style=”margin: 0px auto;padding: 0px;”][cs_column fade=”false” fade_animation=”in” fade_animation_offset=”45px” fade_duration=”750″ type=”1/1″ style=”padding: 0px;”][x_custom_headline level=”h2″ looks_like=”h3″ accent=”false” class=”cs-ta-center”]Kampung Cahaya Ledok Code[/x_custom_headline][x_map no_container=”false”][/x_map][cs_text]RT 18 terletak di Ledok Code, Kecamatan Kotabaru. Kampung ini dibuka pada 1980an dan kini makin padat dengan total 43 KK dengan konfigurasi demografi yang bervariasi. Mata pencaharian kepala keluarga sangat beragam, mulai dari sopir, pegawai bengkel, wiraswasta angkringan hingga pemulung. Sebagian besar ibu-ibu merupakan ibu rumah tangga dan sisanya merupakan wiraswasta, buruh, dan pemulung. Remaja-remaja di RT 18 banyak yang masih dalam usia sekolah namun mereka tidak lagi melanjutkan pendidikan dan turut membantu perekonomian keluarga dengan bekerja sebagai buruh, tukang parkir, dan pekerjaan lainnya.

Angka buta huruf di RT 18 termasuk rendah, tapi tingkat pendidikan pun masih rendah. Tidak ada satu pun yang berhasil menempuh pendidikan tinggi, sementara itu yang berhasil mendapat sertifikat lulus SMA tak menyampai sepuluh orang. Sebagian besar merupakan lulusan SMP dan sebagian kecil lainnya merupakan lulusan SD atau bahkan tak pernah mengenyam bangku pendidikan.

[/cs_text][x_image type=”none” src=”http://creativenet.cces.or.id/wp-content/uploads/2016/09/WhatsApp-Image-2016-09-07-at-16.36.00-1.jpeg” alt=”” link=”false” href=”#” title=”” target=”” info=”none” info_place=”top” info_trigger=”hover” info_content=””][cs_text]Ledok Code RT 18 merupakan kampung yang berada di tengah kota di mana kampung ini dikelilingi oleh gedung-gedung bertingkat seperti hotel.

Selain itu, kampung ini juga menempati tanah perairan yang seharusnya dilarang untuk ditinggali secara permanen. Kondisi RT 18 berbeda dari kondisi rukun tetangga lainnya karena kondisi kampung ini yang kumuh dan padat. Kampung ini terdiri dari rumah-rumah semi permanen yang sempit dan terkadang dihuni oleh beberapa KK sekaligus.

Tak semua rumah di RT 18 memiliki fasilitas MCK, sehingga sebagian dari warga harus emnggunakan KM umum yang berjumlah 4 buah dan dalam kondisi yang kotor dan memerlukan perbaikan. Kondisi kampung yang kumuh diperparah dengan banjir yang berasal dari Kali Code saat hujan deras turun.

Kondisi yang demikian menyebabkan RT 18 seringkali disebut sebagai kampung kumuh dan hal itu menimbulkan keprihatinan dan perasaan inferior warga setempat. Apalagi, bantuan dari pemerintah sulit didapatkan karena sebagian besar warga RT 18 tidak memiliki sertifikat tanah sehingga mereka tidak dapat menunjukkan legalitas tanah dan bangunan yang mereka tempati.

Oleh karena itu, warga RT 18 ingin keluar dari stigma ‘kampung kumuh’ yang selama ini melekat pada kampung kami. Mereka ingin menunjukkan keberadaan dan kemampuannya di tengah hingar bingar kota dan gedung-gedung bertingkat yang mengapit kampung ruang hidup mereka.[/cs_text][x_image type=”none” src=”http://creativenet.cces.or.id/wp-content/uploads/2016/09/WhatsApp-Image-2016-09-07-at-16.35.55.jpeg” alt=”” link=”false” href=”#” title=”” target=”” info=”none” info_place=”top” info_trigger=”hover” info_content=””][cs_text]Ide kampung Lighting lahir dari kegelisahan warga pada pembangunan yang terlampau pesat dan meninggalkan kampung Code jauh di belakang. Jika dilihat dari Jalan A. Jazuli pada malam hari, pemandangannya menjadi kontras. Pendar-pendar lampu hotel makin menenggelamkan puluhan rumah yang berdesakan dalam redup lampu pijar.

Di tengah pembangunan kota Yogyakarta yang begitu pesat, warga Code harus menerima kenyataan bahwa program pemerintah tak mungkin dilakukan di kampung yang tak punya sertifikat tanah jelas. Seketika mereka menjadi warga yang tak pernah dihargai keberadaannya.

Kampung Cahaya lalu menyeruak: mencari ruang untuk diakui eksistensinya. Kampung ini menjadi penanda, bahwa warga pun mampu menciptakan terang bagi dirinya sendiri. Mereka mampu membangun kampung yang indah, nyaman ditinggali dan ramah bagi anak-cucu mereka.[/cs_text][x_video_embed no_container=”false” type=”16:9″][/x_video_embed][x_video_embed no_container=”false” type=”16:9″][/x_video_embed][cs_text]Berita lebih lanjut dari Ledok Code Kota Baru[/cs_text][x_recent_posts type=”post” count=”4″ offset=”” category=”Ledok Code Kota Baru” orientation=”horizontal” no_sticky=”true” no_image=”false” fade=”false”][/cs_column][/cs_row][/cs_section][/cs_content]